Utik Kaspani

Guru di MTs. Jamiyyatul Aulad Palabuhanratu Sukabumi ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Konseling, Jurus Ampuh Daring Tanpa Boring

Konseling, Jurus Ampuh Daring Tanpa Boring

#tantanganGurusianahari-122#

Sejak 16 Maret 2020, anak-anak terpaksa hanya bisa belajar dari rumah. Dan kami pun para guru harus memberikan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Mengapa hal ini terjadi? Bukan rahasia lagi, karena kedatangan sang virus tamu tak diundanglah penyebab semua ini. Kedatangan mahluk tak kasat mata ini, nyatanya telah mampu memporak-porandakan semua tatanan kehidupan manusia.

Sempat merasa gagap terkait teknologi menghinggapi saya. Namun dengan tekad baja untuk belajar, masalah itu pun akhirnya bisa saya atasi dengan baik. Lalu bagamana dengan anak-anak? Saya ingat betul, sebagian anak-anak sudah punya gawai. Bahkan beberapa diantara mereka banyak sekali yang memiliki gawai lebih bagus dan keluaran terbaru dari yang dimiliki bapak ibu guru di sekolah. Hal inilah yang akhirnya saya gunakan sebagai media penghubung pembelajaran dengan anak-anak di rumah.

Melalui aplikasi WAG yang saya miliki, pembelajaran jarak juah pun mulai saya lakukan. Jangan bayangkan hal ini lantas berjalan mulus tanpa hambatan. Mengingat tidak semua anak memiliki gawai. Bahkan ada anak yang baru bisa tersambung dengan saya, setelah sang orang tua pulang kerja. Karena satu-satunya gawai yang dimiliki hanya milik orang tuanya.

Belum lagi keberadaan sekolah kami yang ada di bawah kaki gunung. Tentang keberadaan signal yang lagi-lagi sering menjadi faktor penghambat juga. Lalu bagaimana dengan anak-anak yang sudah bergawai lainnya? Sama saja, yang sudah bergawai pun tidak lepas dari keberadaan kuota yang tidak selalu tersedia.

Betul-betul sebuah pengalaman baru bagi saya, dan juga bagi anak-anak tentunya. Pertemuan pertama saya melalui WAG hanya saya awali dengan kegiatan ringan menyapa mereka. Sengaja hal ini saya lakukan sebagai bagian dari masa adaptasi dan pengenalan cara belajar baru yang memang harus kami lakukan.

Satu persatu masalah yang saya hadapi mulai terurai benang kusutnya. Saya katakan ini bukanlah perkara mudah. Namun bukan berarti sesuatu yang tak perlu kita coba. Saya yakin, segala sesuatunya pasti akan memiliki hambatan dan tantangannya masing-masing.

Belajar dengan menggunakan apllikasi WAG ini tentu tidak bisa dikatakan main-main. Masih sangat jelas dalam ingatan saya, terkadang pertemuan tatap muka di dalam ruangan pun banyak sekali disertai kendala. Tidak terbayang oleh saya dengan model pembelajaran maya seperti ini.

Anak-anak yang ramai sendiri, bercakap-cakap dengan sesama teman mereka saat saya menerangkan, ngantuk, dan masih banyak lagi cerita lainnya. Sempat saya berfikir, bagaimana caranya agar pembelajaran daring ini tidak diabaikan oleh anak-anak.

Sedikit persiapan ekstra tentu harus saya lakukan untuk pembelajaran maya ini. Persiapan materi yang harus eye catching melalui tayangan video, penyampaian materi yang tidak berbelit-belit tentu sangat saya perhatikan. Dan satu hal lagi, saya membuat kesepakatan dengan anak-anak tentang kapan waktu terbaik yang dapat kami gunakan untuk belajar secara daring.

Fleksibilitas tentang waktu ini ternyata cukup menarik perhatian dan minat mereka untuk tetap mengikuti pelajaran saya dengan baik. Hal ini terlihat dari begitu baiknya respon yang mereka berikan saat saya menyampaikan materi.

Sungguh pembelajaran dan situasi yang jauh berbeda saat berada di ruang kelas secara konvensional. Bahkan anak-anak yang biasanya tidak pernah muncul, cenderung pasif, dalam pembelajaran daring ini mereka menjadi lebih responsif.

Pembelajaran yang kami lakukan selama seminggu dua kali itu pun tak terasa berlajan dengan baik. Apakah lantas saya berpuas diri? Tentu tidak. Justru saya semakin berfikir keras, apalagi strategi yang harus saya lakukaan agar anak-anak tidak merasa jenuh dengan pembelajaran ini. Memang, sejauh ini semua berjalan dengan lancar.

Sifat kooperatif yang mereka tunjukkan pun terlihat dari tugas-tugas yang saya berikan. Sesaui dengan waktu yang kami sepakati, tugas-tugas mereka pun dapat dikumpulkan. Meskipun tidak semua anak dalam kelas bisa mengikuti kelas maya ini. Sekali lagi karena faktor ketiadaan gawai.

Saya jadi ingat satu hal. Biasanya dalam pembelajaran klasikal di kelas, saya pun sering memberikan nasihat-nasihat kepada mereka yang biasanya diawali dengan kegaduhan yag mereka buat. Hal ini pun tak lupa saya terapkan di kelas maya saya kali ini. Bahkan anak-anak yang cenderung terbiasa pendiam saya hubungi mereka satu persatu.

Tidak saya sangka, ternyata usaha yang saya lakukan ini cukup mendapatkan respon baik dari mereka. Sapaan personal yang saya berikan kepada mereka ternyata cukup efektif untuk mengikat mereka tetap semangat dalam mengikuti pembelajaran saya. Persoalan-persoalan yang tengah mereka hadapi ternyata menjadi objek konseling mereka dalam daring yang saya lakukan.

Cukup banyak hal yang mereka konselingkan dengan saya. Keterbukaan yang mereka lakukan sangat saya hargai. Mengingat di sekolah pun, saya sering membantu anak-anak yang butuh penangan konseling. Namun, dengan pembelajararn maya seperti ini, nyatanya lebih menarik minat mereka untuk berkonsultasi.

Dengan konseling maya ini, nyatanya anak-anak menjadi lebih berani, terbuka untuk mengungkapkan pendapatnya. Lebih berani mengungkapkan ekspresi hatinya. Persoalan terkait di rumah, dengan kawan sepermainan mereka menjadi bahan yang mendominasi dalam konseling maya tersebut.

Anak-anak menjadi merasa lebih diperhatikan. Merasa ada orang yang mau mendengar apa yang tengah dihadapinya, dalam hal ini adalah saya sebagai guru mereka. Keberadaan orang tua mereka tak sepenuhnya bisa mengatasi hal ini.

Ada yang dengan alasan kesibukan bekerja, ada yang karena faktor pendiidkan orang tua, atau bahkan karena memang jalur komunikasi diantara mereka yang kurang begitu baik menjadi pemicu anak-anak butuh tempat untuk bisa curhat.

Anak-anak tidak lagi merasa canggung, takut dan malu. Karena mereka mungkin tidak berhadapan fisik secara langsung dengan saya. Namun ternyata dari sentuhan personal yang coba saya terapkan pada mereka nyatanya menjadi jurus ampuh untuk tidak lagi membuat suasana belajar daring menjadi boring.

Pembelajaran daring yang kami lakukan semakin dapat berjalan dengan baik dari waktu ke waktu. Walau tentunya belum semua anak dapat ikut berpartisipasi dalam pembelajaran ini. Konseling di tengah-tengah daring ini nyatanya tidak hanya pada jam-jam kami belajar. Banyak dari anak-anak yang masih melakukan konseling di luar jam belajar. Bahkan waktu pembelajaran bisa lebih dari waktu belajar tatap muka biasa di ruang 7x8 seperti biasa. Benar-benar luar biasa, menyempatkan menyentuh mereka secara personal ternyata menjadi jurus ampuh untuk terus belajar daring tanpa boring dan tentunya tidak garing.

Profil Penulis

Utik Kaspani lahir di Balikpapan 6 Juni 1977. Guru di MTs. Nurul Huda Palabuhan Ratu sejak Juli 2005 hingga saat ini. Untuk menghubunggi penulis dapat melalui sambungan telepon di nomer 085217230696 atau surel di [email protected]

Sesuai dengan mottonya dalam menulis: Jika kita tak mampu menyampaikan sebuah pesan secara lisan, mengapa tak coba lewat tulisan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa, akupun mau donk disentuh personalnya juga...he

02 Jun
Balas

Wkwkwkwkwk....

02 Jun

Mantap bu

02 Jun
Balas

Terima kasih Bu sudah berkenan hadir

02 Jun

Terima kasih tip nya bu..mantap

02 Jun
Balas

Hehehe...sami2...

02 Jun

Terimakasih Bun

02 Jun
Balas

Terima kasih sudah berkenan hadir

02 Jun

Benar bu, anak2 lebih tertarik pada pesan di gawai dari pada mendengarkan kita secara langsung

02 Jun
Balas

Mungkin membuata mereka tidak canggung ya

02 Jun

Hebat, salam kenal

02 Jun
Balas

Salam kenal kembali Bu...

02 Jun

kueren selalu bu utuk mah :)

02 Jun
Balas

Hehehe...terus belajar

02 Jun



search

New Post