Memahami Daring, Strategi Jitu Melawan Ketertinggalan Dalam Keterbatasan
#tantanganGurusianahari-154#
“Jiwa pembelajar itu seyogyanya telah tumbuh dalam diri seorang insan sejak ia mulai menasbihkan dirinya menjadi seorang guru. Kontrak menjadi pembelajar sepanjang hayat saat meletakkan fondasi pertama menjadi seorang guru adalah kemauan untuk terus belajar sepanjang hayatnya”
Merebaknya pandemi Covid-19, nyatanya merubah seluruh elemen tatanan kehidupan manusia. Semua sektor kehidupan berubah, termasuk dalam dunia pendidikan. Secara bersamaan, pintu kelas tak lagi terbuka. Bangku-bangku kosong, tak ada lagi suasana kelas yang ramai dan hiruk pikuk siswa. Semua mendadak jadi berubah. Demikian halnya dengan pembelajaran secara klasikal, berubah menjadi virtual/daring. Proses pembelajaran yang dilakukan secara daring, tentu bermaksud untuk segera memutuskan mata rantai penyebaran rantai penularan sang virus.
Sistem pembelajaran secara virtual, atau daring merupakan implementasi dari pendidikan jarak jauh yang dilakukan secara online. Daring ini bertujuan agar siswa tetap memungkinkan dapat mengikuti pembelajarannya. Daring yang terpaksa dilaksanakan tersebut, juga diharapkan kebutuhan belajar siswa tetap terpenuhi selama masa pandemi.
Pembelajaran secara daring ini dapat dilakukan baik melalui video konferensi, dokumen digital, maupun sarana online lainnya. Misalnya dengan pemanfaatan WAG, dan aplikasi-aplikasi lainnya.
Aplikasi online yang dapat digunakan selama daring antara lain fitur Rumah Belajar, Google G Suite for Education, Kelas Pintar, Microsoft Office 365, Quipper School, Sekolah Online Ruangguru, Sekolahmu, dan Zenius.
Namun, dalam setiap pelaksanaan tentu akan dijumpai kendala dalam pelaksanaannya. Antara lain permasalahan kuota, jaringan intertnet yang kurang bersahabat, belum semua siswa memiliki sarana yang dibutuhkan, serta kompetensi guru dalam mengakses teknologi yang ada.
Tak dipungkiri memang, belum semua guru memiliki kompetensi terkait keterbaharuan teknologi informasi yang terkini. Terutama guru-guru yang tidak terbiasa dengan hal-hal virtual. Mereka masih terbiasa dengan kegiatan klasikal yang selama ini mereka laksanakan.
Keterbatasan akan pengetahuan dan kompetensi ini juga menjadi salah satu komitmen yang harus segera dibangun dan dirubah oleh guru. Berani menerobos keterbatasan, demi mengikis ketertinggalan.
Pepatah bijak mengatakan, guru yang baik adalah guru yang dapat memanusiakan hubungan. Salah satu cara memanusiakan hubungan adalah dengan terus belajar. Kemauan untuk belajar sepanjang hayat bagi seorang guru pada dasarnya adalah untuk mencapai standart kompetensi yang diharapkan. Terlebih bagi seorang guru yang umumnya masih melayani masyarakat yang menganut pentingnya standard akademik dan pendidikan yang ideal (equitable). Hakikat dari belajar itu sendiri adalah untuk memanusiakan manusia.
Keinginan untuk mau belajar adalah upaya untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan seorang guru. Kompetensi seorang guru masih menjadi isu hangat yang sering diperbincangkan banyak kalangan.
Guru yang mau terus belajar adalah sosok guru yang sangat diperlukan dan dibutuhkan agar proses pembelajaran yang diberikan kepada siswanya dapat diterima sesuai dengan kondisi atau keadaan peserta didik. Karena anak-anak yang kita didik hari ini akan menjalani hidupnya yang tentu sangat berbeda dengan apa yang kita jalani hari ini.
Komitmen untuk terus belajar adalah salah satu bukti diri untuk selalu berupaya menjadi pribadi yang lebih baik. Mampu menjadi guru yang selalu berfikir positif dan inovatif, out of the box, percaya diri, mau terus berkembang, melek akan teknologi dan informasi yang ada, tidak malu untuk mencoba hal baru, peka terhadap apa yang dibutuhkan oleh anak didiknya, dan dapat menjadi guru yang menyenangkan bagi anak didiknya.
Apa yang akan terjadi apabila guru sudah lelah untuk belajar? Bersiaplah untuk mengalami ketertinggalan. Ketertinggalan bukan saja untuk dirinya sendiri tapi juga untuk orang lain utamanya siswa.
Sejatinya guru adalah insan yang terlahir sebagai pembelajar sepanjang hayat. Jika kita sebagai guru tidak mau terus mengasah kompetensi keilmuan yang kita miliki hari ini, bersiaplah mengalami ketertinggalan. Dan hal yang paling menakutkan adalah, apabila seorang guru telah merasa pintar akan dirinya disitulah dimulainya sebuah ketertinggalan dan kebodohan yang abadi.
Menjalani profesi menjadi seorang guru tentu adalah sebuah pilihan tersendiri. Karena tanpa itu semua, kita akan mudah merasa lelah. Dan ketidakmauan seorang guru untuk terus belajar hanya akan menunggu waktu untuknya terkikis oleh zaman yang tak lagi sama.
Kontrak menjadi pembelajar sepanjang hayat adalah sebuah keharusan bagi siapapun yang telah membulatkan tekad menjadi seorang guru. Belajar merupakan modal bagi kemajuan, siapa yang banyak belajar dialah yang akan maju. Sejatinya pengembangan pengetahuan dan keterampilan dapat berlangsung sepanjang hidup manusia. Demikian halnya yang terjadi pada diri seorang guru. Tentu sebuah kelaziman akan tuntutan tersebut.
Sekarang pilihan ada di tangan kita, beranikah kita mengambil kesempatan yang ada?
Profil Penulis
Utik Kaspani lahir di Balikpapan 6 Juni 1977. Guru di MTs. Nurul Huda Palabuhan Ratu sejak Juli 2005 hingga saat ini. Untuk menghubunggi penulis dapat melalui sambungan telepon di nomer 085217230696 atau surel di [email protected]
Sesuai dengan mottonya dalam menulis: Jika kita tak mampu menyampaikan sebuah pesan secara lisan, mengapa tak coba lewat tulisan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Selamat, tulisan lombanya sudah tayang. Semoga mendapat hasil yang diharapkan.
Aamiin...terima kasih Bu
Keren, semoga menang
Terima kasih Bu
Guru tdk boleh lelah u belajar....trus berjuangMksh pencerahannya bun. Mksh jg kunjungannya
Terima kasih Bu
Ikut ah
Hayu Bu
Hayu Bu
Hayu Bu
Mantap bun. Semoga sukses
Terima.kasih Bu
Terima.kasih Bu
Terima.kasih Bu
Hebat buu, sangat produktif menulis
Terima kasih Bu
Mantap..ini pasti masuk ke buku antologi nih seru
Aamiin, terima kasih atas doanya Bapak
Mantap, sudah mengalir aja nih...tulisan...
Hehe...terima kasih...hayu geura setorkeun
Keren..sukses ya..
Terima kasih
Mantap..
Semoga menang ibuu
Aamiin...terima kasih Bu
Bagus, Bunda.Seorang guru memang harus juga menjadi pemelajar, menjadi siswa. Dengan demikian ia akan belajar sepanjang hayat.
Sip. Informatif. Terima kasih sudah berbagi. Sukses selalu.
Terima kasih Bapak
Semoga masuk kategore ya bu
Aamiin, terima kasih doanya
Bagus ini..mantaap
Keren. Semoga sukses bu Utik
Terima kasih Pak
keren sekali tulisannya. i love it
Terima kasih Bu
Mantabbbb...semangat terus bund.
Terima kasih